Senin, 19 April 2010

IMAJINASI SASTRA


IMAJINASI SASTRAWAN
By : Catur Andiyanto, S.Pd.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa:

* IMAJINASI berarti daya pikir untuk membayangkan.
* SASTRAWAN berartiahli sastra/ pujangga / pengarang prosa dan puisi

Menurut Joseph Joubert, seorang penulis Prancis pernah menuliskan. IMAJINASI adalah mata sang jiwa. Jika begitu, sesungguhnya semua orange memiliki imajinasi, sebab semua orang memiliki jiwa. Bedanya adalah soal ketajaman “mata imajinasi” seseorang dalam melihat realitas hidup.
Ketajaman itu bisa diasah. Tergantung mau atau tidak mengasahnya. Nah, bagi seniman (tentu termasuk juga sastrawan), imajinasinya harus terus terasah. Sebab, dunia seni/sastra adalah dunia yang bergelut (bahkan sangat identik) dengan dunia imajinasi itu.

Maka peran imajinasi dalam dunia sastra khususnya, menjadi sangat penting. Sebab imajinasi adalah salah satuperangkat utama dalam menulis, selain pengetahuan dan wawasan. Realitas yang kita lihat dalam hidup kesehariankita, adalah dunia fakta. Ia bisa dilihat secara langsung oleh mata-fisik kita. Namun, seorang pengarang, biasanyatak cukup memakai “mata-fisik” saja untuk melihat realitas itu. Ia harus memakai imajinasi yang dapat jugadisebut sebagai “mata jiwa.”
Karya sastra merupakan produk masyarakat dalam bidang kebudayaan. Dan hingga kini sastra merupakan budaya yang terus dikembangkan.
Lewat imajinasi, pengarang dapat mengungkapkan hal-hal yang di luar jangkauan pikiran antara nyata dan tak nyata yang terkadang kurang dirasakan dalam kehidupan.
Unsur imajinasi tidak bisa dilepaskan di dalam karya sastra, misalnya pengarang ingin menggambarkan hal yang faktual dari peristiwa namun tetap saja ada unsur imajinasinya. Sastra sama dengan mimpi, walaupun tampak nyata tapi itu hanya imajinasi buah tidur.
Misalnya ada beberapa jenis karya satra yang penuh dengan imajinasi yaitu:
Cerpen, Novel, Puisi, Drama, dll.

Unsur Intrinsik Cerpen dan Novel
Tema, alur, tokoh+watak, setting, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.

Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Novel
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.
•Nilai dalam karya sastra dipilah menjadi beberapa hal, yaitu:
1. Nilai moral : berhubungan dengtan baik buruknya perilaku seseorang.
2. Nilai sosial : berhubungan dengan hubungan antarsesama
3. Nilai agama : berhubungan denganTuhan/keagamaan
4. Nilai budaya : berhubungan dengan tradisi, kebiasaan, pola pikir yang berlaku di masyarakat.



Judul Novel : Segara Anakan Tragedi Laguna Terluas di Jawa

Pengarang : M.Unggul Wibowo

Penerbit : Mitra Gama Widya

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2003

Pulau Nusakambangan merupakan sebuah pulau yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Cilacap. Walaupun hanya tempat pembinaan narapidana kelas berat, Nusakambangan juga berfungsi sebagai panahan gelombang dan angin yang berasal dari Samudra Indonesia. Dengan adanya pulau Nusakambangan di sebelah barat pulau tersebut juga terbentuk sebuah laguna yang kemudian dikenal dengan Segara Anakan. Laguna berarti danau asin dekat pantai yang merupakan bagian dari laut dan terpisah karena peristiwa geografi. Sedangkan kata Segara Anakan berarti anak laut. Laguna Segara Anakan merupakan laguna terbesar di pulau Jawa, bahkan terbesit kabar bahwa laguna Segara Anakan merupakan segara terbesar di dunia. Kawasan laguna ini terletak di perbatasan Kabupaten Cilacap dan memiliki luas 22.322 hektar, terdiri dari 1.919 hektar daerah perairan, 8.839 hektar hutan bakau, 1.104 hektar hutan lainnya, 6,179 hektar sawah, 2.629 hektare tanah endapan atau sedimen, 1.469 hektar warakas, dan 183 hektar pemukiman. Di kawasan laguna Segara Anakan merupakan perairan payau yang merupakan akibat dari percampuran air tawar yang berada di sungai-sungai di kawasan sekitar laguna dengan air laut.

Di tengah kawasan laguna tersebut terdapat perkampungan penduduk yang sering dikenal dengan Kampung Laut. Sebab dahulu banyak terdapat rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu bakau, namun perkampungan tersebut sekarang menjadi kawasan unik dan menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu, keadaan ekosistem pada laguna Segara Anakan juga menjadi objek menarik bagi peneliti biologi, lingkungan dan kelautan.

Laguna Segara Anakan memiliki perairan yang unik dan subur dengan ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam satu hari, di daerah laguna Segara Anakan terjadi sekali pasang dan surut. Kondisi perairan yang merupakan campuran air laut dan air tawar sangat cocok untuk perkembangan tumbuhan bakau atau yang sering disebut mangrove. Tumbuhan ini merupakan ekosistem yang paling dominan di kawasan laguna Segara Anakan dengan berbagai jenis tumbuhan mangrove. Tidak hanya itu, kawasan laguna Segara Anakan juga kaya akan ikan, kepiting, udang, rajungan, dan totok. Selain itu, di laguna Segara Anakan juga terdapat berbagai jenis burung. Jenis burung tersebut dilindungi oleh Negara dari kepunahan. Mamalia yang terdapat di laguna Segara Anakan diantaranya monyet berekor panjang, lutung, linsang, dan pesu. Mengingat pentingnya ekosistem di perairan ini, maka perlu dilestarikan dengan baik.

Kebiasaan penduduk kawasan Kampung Laut berjalan menunduk meskipun mereka berpapasan dengan saudara, teman ataupun kepala desa mereka. Kebiasaan ini mereka lakukan karena terbiasa berjalan di atas rumah panggung yang bertujuan agar tidak jatuh menginjak kayu yang rapuh. Namun sekarang kebiasaan itu mulai hilang karena jalan sudah berpaving. Begitu juga dengan kebiasaan anak-anak Kampung Laut yang dulunya tidak mengenal unggah-ungguh sekarang telah mengerti ungah-ungguh.

Mata pencaharian masyarakat sekitar laguna Segara Anakan adalah menangkap ikan. Mereka menggunakan alat-alat seperti jaring dan wadong. Selain itu, kehidupan warga Kampung Laut memang sudah menyatu dengan lingkungan. Ini terlihat dari keteguhan mereka menghadapi berbagai kemelut kehidupan. Penduduk Kampung Laut dan sekitar laguna Segara Anakan merupakan komunitas tradisional yang berpola pikir sederhana. Apa yang ada di sekitar mereka dapat dilihat sebagai sudut nilai manfaat. Oleh karena itu, kekhawatiran akan musnahnya ekosistem di Segara Anakan lebih banyak datang dari luar komunitas mereka. Lebih dari tujuh puluh rumah penduduk Kampung Laut yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu bakau. Penduduk Kampung Laut juga memanfaatkan kayu bakau untuk dijadikan arang. Nilai jual arang bakau lebih tinggi dibanding kayu bakar. Namun, saat ini industri arang bakau telah banyak mengalami kemunduran akibat menurunnya permintan pasar. Hal ini dikarenakan masyarakat pengguna arang bakau telah beralih ke minyak tanah, gas, dan listrik. Selain industri arang bakau juga terdapat industri pembuatan tutup botol, kok, dan industri tanin. Selain memanfaatkan hutan mangrove, penduduk Kampung Laut juga memanfaatkan area laguna sebagai tambak udang.

Dari pemanfaatan kita beralih ke pelestarian kawasan hutan mangrove Segara Anakan yang telah direncanakan sejak lama. Langkah-langkah yang diambil pada waktu itupun baru pada tahap pencegahan. Upaya penyelamatan kawasan ekosistem Segara Anakan telah dilakukan secara konkrit dengan proyek konservasi. Adapun proyek yang direncanakan oleh PMO-SACDP yang terdiri atas tiga hal. Proyek pertama adalah pengelolaan sumber daya air dan pengendalian sediment. Kedua, pembangunan Desa. Ketiga, pengelolaan dan koordinasi proyek. Pengelolaan dan koordinasi proyek dilakukan dengan cara pengawasan proyek, pengelolaan administrasi program pembangunan desa, pelaksanaan dan pengawasan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta persiapan rehabilitasi. Sasaran proyek pengembangan masyarakat adalah warga dari 4 desa binaan di sekitar kawasan laguna yang meliputi Desa Ujung Alang, Ujung Gagak, Penikel, dan Pamotan.

Pendangkalan dan penyempitan area laguna yang berlangsung cepat nantinya akan mengakibatkan menyatunya Pulau Nusakambangan dengan Pulau Jawa. Laguna Segara Anakan menjadi daratan berarti punahnya ekosistem yang ada di dalamnya. Punahnya laguna Segara Anakan berarti menambah jumlah kerusakan pantai secara luar biasa. Kerusakan ini juga dipastikan akan merugikan banyak pihak, karena dunia ini telah disatukan oleh berbagai aspek dan manusia juga harus bersatu untuk menjaga lingkungan demi kelangsungan hidup yang lebih baik.



Penginderaan penyair dalam Puisi:

* •penglihatan
* •pendengaran
* •penciuman
* peraba


Puisi lama dan Puisi baru beserta contohnya
GURINDAM
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
CONTOH:
A.Gurindam Lama
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat.

B.Gurindam Dua Belas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

TALIBUN
Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
• Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Contoh Talibun
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)

MANTERA
Ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera dalah sebagai penangkal bala.
CONTOH:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

BIDAL
Ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.

PANTUN
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata

SELOKA
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
contoh seloka 4 baris:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui

SYAIR
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2. jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. isinya nasihat, dongeng, atau cerita

CONTOH:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

MASNAWI
Adalah jenis puisi melayu lama yang berasal dari arab –parsi. Puisi ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Ciri-ciri masnawi
1.jumlah larik dan barisnya tergolong bebas
2.skema rima berpasangan (aa,bb,cc,……)
3.memuji-muji orang
Contoh:

UMAR
Umar yang adil dengan perinya
Nyatalahpun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Itulah adalat yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang dan malam
Lagi pun yang menjauhkan segala syar
Imamu`ilhak di dalam kandang mahsyar
Barang yang hak tat`ala katakan begitu
Maka katanya sebenarnya begitu

RUBA`I
Rubai, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (samadengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.
CONTOH:
Subhanahu allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

KIT`AH
Kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin)
CONTOH:
Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang allah selalu berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga

NAZAM
Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.
CONTOH:
Sukar hendak menyelami
Perasaan dan hati wanita
Sama seperti sulitnya
Memahami bahasa ombak
Berdiri di tepian pantai
Aku terpesona oleh keindahan laut
Tiupan bayu serta
Lambaian pohon-pohon kelapa
Namun menatap wajah wanita
Aku tergoda oleh senyumannya
Yang menyalakan rindu
Seperti terdapat banyak wanita
Maka begitulah pula
Ada ramai lelaki
Namun ketiadaan wanita
Mampu menukarkan dunia
Menjadi sebuah padang sepi
Yang kosong dan bisu
Terima Kasih wanita
Tanpamu
Aku tak akan lahir ke alam ini!

GAZAL
Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaaf).
CONTOH:
Kekasihku seperti senyawa pun adalah terkasih,termulia juga
Dan nyawaku pun,mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika 1000 tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga
dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga
bisa dibaca juga di: Imajinasi Sastra dan sastra imajinasi

MEMERANKAN DRAMA

Sebagai peraga cerita, aktor termasuk seniman unik. Kegiatan yang dapat dilakukan hanya melihat permainan teman atau lawan perannya. Itu pun tidak dapat dilakukan dengan bebas karena dia sendiri terlibat dalam permainan itu. Jadi, hasil karya seorang aktor adalah peragaan cerita. Dalam memperagakan cerita itu, pemain melakukan perbuatan aktif yang disebut akting. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hasil karya aktor adalah akting.
1. Latihan Dasar
Karya seni sang aktor diciptakan melalui tubuh, suara, dan jiwanya sendiri. Hasilnya berupa peragaan cerita yang ditampilkan di depan penonton. Oleh karena itu, seorang aktor yang baik adalah seorang seniman yang mampu memanfaatkan potensi dirinya. Potensi diri itu dapat diperinci menjadi: potensi tubuh, potensi dria, potensi akal, potensi hati, potensi imajinasi, potensi vokal, dan potensi jiwa. Kemampuan memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan giat berlatih. Pelatihan dasar berikut ini dapat dilakukan oleh calon aktor.
a. Potensi Tubuh
Tubuh harus bagus dan menarik. Arti bagus dan menarik di sini bukan wajah harus tampan atau cantik. Hal yang dimaksud adalah tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran, dan mudah diarahkan. Latihan dasar untuk melenturkan tubuh, antara lain sebagai berikut.
(1) Latihan tari supaya aktor mengenal gerak berirama dan dapat mengatur waktu.
(2) Latihan samadi supaya aktor mengenal lebih dalam artinya diam; merenung secara insani.
(3) Latihan silat supaya aktor mengenal diri dan percaya diri.
(4) Latihan anggar untuk mengenal arti semangat.
(5) Latihan renang agar aktor mengenal pengaturan napas.
b. Potensi Dria
Dria adalah semua pancaindra: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan pengecap. Semua perlu dilatih satu per satu supaya peka. Cara melatihnya, melalui dria ganda. Artinya, suatu pengindraan disertai pengindraan yang lain. Misalnya, melihat sambil mendengarkan.
c. Potensi Akal
Seorang aktor harus cerdik dan tangkas. Kecerdikan dan ketangkasan itu dapat dipunyai kalau ia terbiasa menggunakan akal, antara lain dengan kegiatan membaca dan berolahraga. Tentu saja olahraga yang dimaksud adalah olahraga yang berhubungan dengan pikiran seperti catur, halma, bridge, atau teka-teki silang.
d. Potensi Hati
Hati merupakan landasan perasaan. Perasaan manusia amat beragam dan silih berganti. Kadang-kadang senang dan tertawa, kadang-kadang sedih dan meratap. Semua berurusan dengan hati. Oleh karena itu, melatih hati sebenarnya melatih kepekaan perasaan. Jika perasaan seseorang peka, ia dapat merasakan apa yang datang dalam suasana batinnya dengan cepat dan dengan cepat pula ia dapat memberikan reaksi.
e. Potensi Imajinasi
Akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak. Kehendak (niat) itu harus dilengkapi imajinasi (membayangkan sesuatu). Menyuburkan imajinasi dalam diri dapat dilakukan dengan sering mengapresiasi puisi dan mengapresiasi lukisan.
f. Potensi Vokal
Aktor mengucapkan kata-kata yang dirakit menjadi kalimatkalimat untuk mengutarakan perasaan dan pikirannya. Kata-kata diucapkan dengan mulut. Jadi, mulut menghasilkan suara. Suara dari mulut yang membunyikan kata-kata itu disebut vokal. Aktor harus mempunyai vokal kuat agar kata-kata yang diucapkan jelas. Latihan dasar untuk menguatkan vokal antara lain dengan deklamasi dan menyanyi.
g. Potensi Jiwa
Seorang aktor harus mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan. Artinya, ia harus berusaha agar jiwanya melebur dalam tokoh yang diperankan. Penjiwaan ini dapat dibangkitkan lewat pengalaman dan pengamatan. Misalnya, seorang tokoh dapat memerankan tokoh sedih atau menangis tersedu-sedu dengan penuh penghayatan karena dia berpengalaman merasakan sedih atau pernah mengamati orang bersedih. Oleh karena itu, sebaiknya aktor banyak melakukan pengamatan masalah kehidupan untuk menambah pengalaman.

Sinopsis

Naskah Drama:Kesangsian

Karya: Restu Kurniawan

Kehidupan terkadang membuat kita binggung mengartikannya, yang membuat kita bertanya-tanya apakah arti sebenarnya tentang kehidupan. Jawaban itu tak mudah didapat apalagi seperti kita, hanya manusia biasa yang tak mempunyai kekuatan untuk merubahnya. Kehidupan berawal dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan sentuhannya. Adam dan Hawa adalah awal kehidupan. Dimana ada sepasang manusia yang sudah ditakdirkan bersama untuk selamanya, tetapi yang terjadi merka berdua dilempar kedunia dan dipisahkan sebagai sepasang kekasih yang akhirnya mereka bersatu kembali dalam waktu yang begitu lama.

Itu mungkin sekilas contoh dari sebuah kehidupan. Tuhan YME menciptakan Dunia sekaligus alam semesta beserta manusia yang menjadi penghuninya. Penghuni yang dapat dipercaya untuk menjaga dan sekaligus merawat dunia dan alam semesta. Dengan sebuah cinta dunia akan lebih berwarna. Warnanya akan selalu menghias dunia. Bukan hanya manusia yang satu-satunya memiliki cinta tetapi makhluk tuhan yang bernyawa juga memiliki cinta. Ironis jika cinta adalah sesuatu yang terkadang membuat kita terjerumus ke dalam keterpurukan.

Cinta adalah hal yang tabu. Sulit diterka, sulit kita tebak begitu saja. Cinta dapat membuat keterpurukan menjadi keindahan. Yang sering terjadi adalah manusia mempunyai cinta didasari oleh perasaan. Pada naskah “kesangsian” penggambaran cinta pada tokoh Rahman dan Ratih terjadi begitu kental sekali. Mereka berdua memadu kasih didasarkan pada agama. Keduanya mempunyai keteguhan pada agama. Dikala ada tembok besar menghadang yaitu kedua orang tua Rahman yang selalu tidak menginginkan anaknya memadu kasih dengan anaknya, Rahmanpun menggunakan berbagai cara untuk dapat bertemu dengan kekasihnya. Dikala cinta mulai berbicara kebimbangan cinta merekapun butuh cobaan. Rahman merasa bahwa Ratih perlu dicoba seberapa jauh cintanya pada Rahman. Rahman meminta sesuatu yang suci yang dimiliki oleh Ratih. Ratihpun seolah tidak percaya dengan kekasihnya. Ketidakpercayaan itu akhirnya terjawab oleh paksaan Rahman yang dengan tegas ingin meminta sesuatu yang suci yang dimiliki Ratih. Konflikpun terjadi pada sebuah taman yang dijadikan tempat istimewa bagi mereka berdua. Ada unsur-unsur perasaan yang setiap jalan ceritanya itu perlu digali lagi agar bisa memahami. Selain itu ada tokoh-tokoh yang tak kalah pentingnya yaitu Tukang Sapu, Pengamen 1, Pengamen 2, Tukang Koran, dan Nenek. Dari kelima tokoh itu adalah tokoh-tokoh yang membawa pesan terhadap penonton. Bias diartikan tokoh yang hidup dan sebagai penuntas dari jalan cerita yang ada pada naskah “kesangsian”.
email:catur.andiyanto@yahoo.com

Profil papan panggenan kangge ngajar kulo: SMA N1 Kutasari
Blogipun bojo kulo: Triani Andriarti, S.Pd.





1 komentar:

  1. Cinta adalah hal yang tabu. Sulit diterka, sulit kita tebak begitu saja. Cinta dapat membuat keterpurukan menjadi keindahan. Yang sering terjadi adalah manusia mempunyai cinta didasari oleh perasaan. joss

    BalasHapus